
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Garut tahun ini cenderung menurun. Seperti halnya dari data yang ada di Kantor Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kabupaten Garut, bahwa pada tahun 2009 silam terdapat sekitar lebih dari 40 kasus, sementara pada tahun 2010 mulai bulan Januari hingga September hanya terdapat 24 kasus, yang melibatkan 29 tersangka.
Dari data yang ada, ternyata penyalahgunaan narkoba dan kasus narkoba dari tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami penurunan, meski demikian, kami berharap, penurunan tingkat kasus narkoba tersebut benar-benar terjadi seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat yang juga meningkat, tutur Kepala BNK Garut Drs Kostawan, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/10) kemarin.
Diakuinya, meski sebenarnya pihaknya belum yakin benar, apalagi pendapat di masyarakat bahwa narkoba diibaratkan seperti gunung es yang munculnya sedikit tapi dibawahnya begitu besar dan narkoba yang meliputi narkotika dan fsikotrofika dampaknya sangat membahayakan kepada para pengguna, khususnya generasi muda sebagai calon penerus bangsa.
Akibat bahaya narkoba, selain putus sekolah, juga bisa berpengaruh terhadap kekerasan, kejahatan, overdosis atau kematian, kriminalitas, gangguan jiwa juga penyakit AIDS, paru-paru, jantung dan hepatitis, jelasnya.
Masih ungkapnya, berdasarkan hasil penelitian atau survei yang dilakukan pihaknya, ternyata lebih dari 60 persen penderita AIDS juga disebabkan oleh jarum suntik para pengguna narkoba, karena biasanya para pengguna Narkoba menggunakan satu jarum suntik secara bergiliran tanpa dicuci atau dinetralisir terlebih dahulu.
Karena itu lanjut dia, keberadaan berbagai macam narkoba telah diatur dalam Undang-Undang narkotika dan fsikotrofika. Kostawan pun menjelakan, berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2004 silam, menunjukan bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 1,5 persen dari populasi atau 32 juta jiwa.
Dari data tersebut lanjutnya, untuk laki-laki menunjukan jumlah paling banyak yaitu sekitar 79 persen dan kaum perempuan sebanyak 21 persen. Dampak negatifnya angka kematian (mortality) pencandu 15.000 orang meninggal dalam satu tahun atau sedikitnya 15 orang per hari.
Sementara faktor lainnya karena diakibatkan pengarus iklan atau promosi juga pengaruh dari orang-orang di lingkungan rumah yang sering berbuat negatif.
Karenanya memang sulit juga sebenarnya bagi kami, kalau terus-terusan dengan gencar melakukan sosialisasi ditakutkan bisa menjadi promosi sehingga timbul keinginan masyarakat terutama para remaja untuk mencoba. Karena memang, kebanyakan kasus penyalahgunaan narkoba berawal dari coba-coba atau ingin tahu, dan setelah mencoba mereka ketagihan hingga tidak bisa berhenti, tukasnya.
Meski demikian lanjut Kostawan, sesuai tugas dan pungsinya, BNK terus berupaya melakukan pencegahan priventif berupa sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan Narkoba secara berkeliling ke tiap-tiap kecamatan.
Tujuan utamanya kami memberikan pengertian dan pemahaman mengenai bahaya Narkoba kepada para remaja, pemuda juga para orang tua mereka, imbuhnya di akhir pembicaraan. (ck-209/2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar